Hampir semua orang pernah mengalami gangguan pencernaan, yaitu masalah yang terjadi pada salah satu organ pencernaan atau lebih dari satu secara bersamaan. Lantas, apa sebenarnya penyebab gangguan sistem pencernaan tersebut? Simak ulasan di bawah ini.
Secara umum, sistem pencernaan terdiri atas beberapa bagian, mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, hingga anus. Selain itu, organ lain seperti pankreas, hati, dan kantung empedu juga berperan dalam mencerna makanan. Akan etapi, organ-organ tersebut tidak dilewati oleh makanan karena terletak di luar saluran pencernaan.
Fungsi dari sistem pencernaan tersebut adalah untuk menerima dan mencerna makanan yang kemudian menyerap nutrisi dari makanan tersebut. Nutrisi yang diserap kemudian akan disalurkan ke seluruh tubuh melalui aliran darah. Selan mencerna dan menyerap nutrisi pada makanan, sistem pencernaan juga berfungsi memisahkan dan membuang bagian makanan yang tidak dapat diterima oleh tubuh. Sementara itu, ketika tubuh tidak dapat mencerna makanan dengan baik, maka kemungkinan terjadi intoleransi makanan.
Penyebab Gangguan Sistem Pencernaan
Ada berbagai macam penyebab gangguan siste pencernaan, semuaitu tergantung pada jenis penyakit yang dialami. Berikut ini adalah beberapa jenis penyakit gangguan pencernaan beserta penyebab yang mendasari :
1. Tukak lambung
Tukak lambung adalah kondisi di mana lapisan lambung mengalami luka terbuka. Kondisi ini juga dapat terjadi pada usus 12 jari (ulkus duodenum). umumnya, kondisi ini disebabkan oleh infeksi bakteri serta penggunaan aspirin atau obat antiinflamasi nonsteroid dalam jangka panjang.
2. Gastritis
Gastritis merupakan masalah pada sistem pencernaan yang ditandai dengan terjadinya peradangan di dinding lambung. Kondisi ini dapat terjadi secara tiba-tiba (akut) atau berlangsung dalam jangka panjang (kronis). kondisi ini juga dapat memicu terjadinya tukak lambung.
3. Penyakit refluks asam lambung
Gastroesophageal reflux disease (GERD) atau yang lebih dikenal sebagai penyakit refluks asam lambung merupakan kondisi yang terjadi ketika asam lambung naik ke kerongkongan (esofagus). kondisi ini umumnya terjadi akibat melemahnya katup atau cincin otot kerongkongan yang berfungsi mencegah makanan kembali ke esofagus setelah masuk ke lambung.
4. Esofagitis
Esofagitis merupakan masalah yang terjadi pada kerongkongan, di mana lapisan kerongkongan mengalami peradangan. Kondisi ini dapat menyebabkan pengidapnya sulit menelan dan mengalami nyeri di bagian dada. Jika dibiarkan secara terus-menerus, esofagitis dapat menyebabkan penyempitan pada kerongkongan.
5. Akalasia
Alaksia merupakan kondisi yang terjadi ketika saraf di bagian esofagus mengalamikerusakan. Kondisi ini dapat menyebabkan katup antara esofagus dan lembung menjadi tidak lentur lagi. Hal ini pada akhirnya menyebabkan makanan sulit terdorong ke lambung.
6. Penyakit celiac
Penyakit celiac adalah kondisi yang terjadi akibat reaksisistem imun tubuh terhadap konsumsi gluten, yakni protein yang biasa ditemukan pada gandum. Dalam kondisi ini, gluten akan memicu reaksi sistem imun di bagia usus halus. Jika kondisi ini terjadi secara terus-menerus, maka dapat menyebabkan terjadinya kerusakan pada usus halus, serta mencegah penyerapan nutrisi pada makanan.
7. Penyakit batu empedu
Penyakt batu empedu terjadi karena adanya penyumbatan pada saluran empedu. Penyumbatan tersebut disebabkan karena batu hasil pengkristalan kolesterol. Dalam beberapa kasus, baru empedu dapat terbentuk dari pengkristalan bilirubin atau zat yang menyebabkan penyakit kuning.
8. Kolesistisis
Kolesistisis adalah kondisi tang terjadi ketika kantung empedu mengalami peradangan. Peradangan disini terjadi karena adanya penyumbatan pada kantung empedu oleh batu empedu atau tumor. Penyumbatan ini menyebabkan cairan empedu terperangkap di dalam kantung empedu, sehingga menyebabkan peradangan.
9. Radang usus
Radang usus adalah kondisi di mana usus mengalami peradangan. Kondisi ini dibagi menjadi dua jenis, yakni penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. Penyakit Crohn dapat terjadi pada seluruh bagian saluran pencernaa, sedangkan kolitis ulseratif hanya terjadi pada sus besar.
10. Hepatitis
Hepatits adalah masalah kesehatan yang menyerang organ hati. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peradangan pada hati akibta infeksi virus, penyakit autoimun, dan paparan alkohol, obat kimia berbahaya, atay NAPZA.
11. Sirosis
Sirosis merupakan kondisi yang ditandai dengan terbentuknya jaringan parut pada organ hati. Kondisi ini dapat menyebabkan fungsi hati menurun atau bahkan gagal berfungsi. Sirosis merupakan akibat jangka panjang dari penyakit hepatitis.
12. Pankreatitis
Pankreatitis merupakan kondisi di mana organ pankreas mengalami peradangan. Pankreas pada dasarnya merupakan organ yang menghasilkan enzim untuk mencerna makanan dan hormon untuk mengatur kadar gula darah. Sementara itu, penyebab terjadinya peradangan pada organ tersebut adalah penyakit batu empedu dan akibat dari kecanduan alkohol.
13. Divertikulitis
Divertikulitis merupakan peradangan yang terjadi pada divertikula, yakni kantong-kanto abnormal yang terbentuk pada saluran pencernaan. Kondisi ini dapat menimbulkan gejala berupa demam, mual dan muntah, sakit perut, sembelit, hingga diare.
14. Kanker usus besar
Kanker usus besar umumnya diawali dari tumor jinak yang disebut polip adenoma. Seiring berjalannya waktu, kondisi ini berkembang menjadi ganas.
15. Fisura ani
Fisura ani merupakan luka terbuka pada jaringan yang melapisi anus, yang mana menyebabkan nyeri dan tegang pada bagian tersebut. Dalam kondisi ini, penderita juga dapat mengalami pendarahan saat buang air besar.
Baca Juga : Jangan Sampai Keliru! Ini Beda asam lambung dan maag